Kamis, 25 September 2014

Holla para todos....

Finally setelah 9 bulan berlalu...aq menulis disini lagi...hhhhmmmm....pas baca terakhir blog aq rasanya sedih....I love u daddy...senang kau di surga.....we always love you...
..Kau gantikan ratapanku dengan tari-tarian....dia pergi, Kau hadirkan pria baik buatku...Thanks Lord..



Selasa, 17 Desember 2013


Farmakologi:

AMIKASIN adalah antibiotik aminoglikosida semi sintetik derivat dari kanamycin. AMIKASIN merupakan antibakteri yang berspektrum luas yang aktif terhadap bakteri gram negatif dan beberapa bakteri gram positif. Bakteri gram negatif termasuk antara lain : Species Pseudomonas, E.coli, Species Proteus (indol positif dan indol negatif), Species Klebsiella, Enterobacter, Serratia, Citrobacter, Acinetobacter dan Species  Providencia.
AMIKASIN juga aktif terhadap Staphylococcus aureus, termasuk strains resisten methicillin, dan juga aktif  terhadap beberapa bakteri gram positif lain seperti Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae dan beberapa strain tertentu dari enterococci. Amikasin aktif terhadap beberapa strain yang resisten terhadap golongan aminoglikosida yang lain.

AMIKASIN diabsorpsi dengan cepat sesudah pemberian i.m. Pada orang dewasa normal dosis tunggal i.m. 250 mg (3,7 mg/kg) dan 500 mg (7,5 mg/kg), kadar puncak dalam serum mencapai masing-masing 12 mg/ml dan 23 mg/ml dalam waktu 1 jam. Sesudah 10 jam kadar dalam serum mencapai 0,3 mg/ml dan 2,1 mg/ml. Dosis tunggal 500 mg (7,5 mg/kg) dengan cara pemberian i.v. infus selama periode diatas 30 menit mencapai kadar puncak dalam serum 38 mg/ml pada waktu berakhirnya penginfusan, dan kadar mencapai 24, 18, dan 0,75 mg/ml pada 30 menit, 1 jam dan 10 jam sesudah penginfusan. Ikatan dengan serum protein 1 – 11 % dan kadar dalam serum tetap bertahan selama 10 – 12 jam. Amikasin ditemui di dalam cairan cerebrospinalis, cairan pleural dan dalam rongga selaput dinding perut. Kadar di dalam cairan spinal pada bayi normal sekitar 10 – 20 % dari kadar di dalam serum, dan mencapai 50 % jika ada peradangan selaput otak (Meningitis). Juga menembus barier plasenta dan kadar puncak dalam serum janin sekitar 16 % dari kadar puncak dalam serum ibunya. Waktu paruh pada orang dewasa diatas 2 jam dan pada janin sekitar 3,7 jam. AMIKASIN diekskresikan dalam urin tanpa diubah terutama melalui filtrasi glomerulus. Pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal, sekitar 91 % diekskresikan di dalam urin dalam waktu 24 jam sesudah pemberian i.m. dan 94 % sesudah pemberian i.v. Rata-rata kadar dalam urine selama 6 jam pertama sekitar 560 mg/ml dan 830 mg/ml sesudah pemberian dosis tunggal i.m. 250 mg dan 500 mg. Dapat diberikan selama 10 hari dan tidak menyebabkan akumulasi obat jika diberikan sesuai dosis yang dianjurkan.

Indikasi:
Pengobatan jangka pendek untuk infeksi-infeksi berat berikut ini :
·  Septikemia bakterial (termasuk sepsis neonatal).
· Infeksi berat pada saluran napas, tulang dan sendi, susunan saraf pusat (termasuk meningitis) dan jaringan lunak.
· Infeksi intra-abdominal (termasuk peritonitis).
· Infeksi pada luka bakar.
· Infeksi paska bedah (termasuk infeksi paska bedah vaskuler).
· Infeksi saluran kemih berat dan rekuren yang disebabkan oleh bakteri gram negatif yang sensitif terhadap Amikasin, termasuk yang disebabkan oleh Pseudomonas spp., Escherichia coli, Proteus spp. (indol positif maupun negatif), Enterobacteriaceae (Klebsiella spp., Enterobacter spp., Serratia spp.), Providencia spp. dan Acinetobacter spp.
· MIKASIN juga efektif untuk infeksi yang disebabkan oleh strain bakteri gram negatif yang resisten terhadap Gentamisin dan atau Tobramisin, khususnya Proteus reetgeri, Providencia stuartii, Serratia marcescens dan Pseudomonas aeruginosa.
· Keputusan untuk meneruskan pengobatan dengan obat ini harus berdasarkan hasil tes sensitivitas, keparahan penyakit dan respon pasien.

Kontra indikasi:
Penderita yang hipersensitif , penderita dengan riwayat reaksi toksik serius terhadap aminoglikosida karena adanya sensitif silang obat golongan ini.

Dosis dan Cara Pemberian:
AMIKASIN injeksi bisa diberikan secara intra muskular atau intra vena. Untuk pemakaian i.v. 500 mg AMIKASIN per vial ditambahkan 100 ml atau 200 ml cairan seperti normal Saline, 5 % Dextrose di dalam air atau laktat ringer injeksi dan waktu penginfusan pada orang dewasa atau anak-anak lamanya antara 30 menit sampai 1 jam (pada bayi lama penginfusan antara 1 – 2 jam).

Cairan berisi 2,5 mg/ml atau 5 mg/ml Amikasin stabil selama 24 jam pada temperatur kamar. Dosis yang dianjurkan pada pemberian intra muskular dan intra vena sama, semua perhitungan dosis berdasarkan berat badan penderita sebelum pengobatan.
1. Penderita dengan fungsi ginjal normal.
Dewasa, anak-anak dan bayi : 15 mg/kg berat badan/hari dibagi dalam 2 atau 3 dosis yang sama, pemberian dengan interval yang sama (7,5 mg/kg bb setiap 12 jam atau 5 mg/kg bb setiap 8 jam). Untuk penderita dengan berat badan yang lebih berat dosis tidak boleh melebihi 1,5 gram/hari. Untuk bayi yang baru lahir dosis awal diberikan 10 mg/kg bb, selanjutnya 7,5 mg/kg bb tiap 12 jam. Total dosis per hari tidak boleh melebihi 15 mg/kg bb/hari. Lamanya pengobatan 7 – 8 hari. Jika lamanya pengobatan melebihi 10 hari, maka pemakaian AMIKASIN harus dievaluasi kembali dan bila akan dilanjutkan, maka fungsi ginjal dan pendengaran harus dimonitor setiap hari. Dengan pemberian kadar dosis yang dianjurkan, untuk infeksi tanpa adanya komplikasi, AMIKASIN akan memperlihatkan reaksi dalam waktu 24 – 48 jam. Jika kepastian klinik belum didapat/terlihat di dalam 3 – 5 hari pengobatan, maka pengobatan harus dihentikan. Dan harus diteliti kembali organisme penyebabnya sensitif terhadap antibiotik golongan apa saja. Kegagalan pengobatan bisa disebabkan oleh adanya resistensi atau adanya fokus septik pada pembedahan. Untuk infeksi saluran urin yang tanpa komplikasi, AMIKASIN hanya dipakai jika bakteri penyebabnya tidak rentan dengan dosis : 250 mg 2 x sehari.
2. Penderita dengan fungsi ginjal yang buruk.
Kadar serum Amikasin harus dimonitor terus untuk menghindari peningkatan konsentrasi diatas 35 mg/ml dengan pemberian dosis optimal dari AMIKASIN.
Jika tidak mungkin dimonitor dan kondisi penderita stabil maka serum kreatinin atau bersihan kreatinin dipakai sebagai pedoman pemberian dosis yang sesuai.

Dosis normal pada perpanjangan waktu pengobatan :
Jarak waktu pemberian (jam) = serum kreatinin (mg/100 ml) x 9, mis : bila serum kreatinin 2 mg/100 ml, dosis tunggal (7,5 mg/kg) maka AMIKASIN diberikan setiap 2 x 9 = 18 jam. Penurunan dosis penunjang pada jarak waktu/interval biasa :

                                    Bersihan Kreatinin (ml/min)
Dosis penunjang   =         ----------------------------  X dosis biasa
(mis. setiap 12 jam)                  Normal

Atau                    =   dosis biasa : Serum kreatinin
                               (setiap 12 jam) (mg/100 ml)

Mis. : Bila serum kreatinin 2 mg/100 ml, sesudah pemberian dosis awal, maka dosis pemeliharaan setiap 12 jam, yaitu : 7,5 mg/kg : 2 = 3,75 mg/kg.
Peringatan dan perhatian:
1. Seperti golongan aminoglikosida lainnya, Amikasin bisa menyebabkan ototoksik atau nefrotoksik neurotoksik. Resiko lebih besar pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan dalam pengobatan dengan dosis yang lebih lama dari dosis yang dianjurkan. Aminoglikosida menyebabkan ototoksik yang biasanya irreversibel. Gangguan pendengaran biasanya terjadi pertama kali dan dapat dideteksi dengan tes audiometri.
a. Penderita dianjurkan untuk minum yang banyak (well-hydrated) selama pengobatan dengan MIKASIN untuk mengurangi iritasi kimia dari tubulus ginjal (menaikkan jumlah protein dan adanya sel-sel putih dan sel-sel merah dalam urin).
b. Terutama diperhatikan fungsi ginjal selama pengobatan.
c. Mengharuskan pasien melaporkan bila ada gejala-gejala sebagai berikut : Tinnitus, merasa tidak enak ditelinga, gangguan pendengaran, vertigo (ini tanda-tanda yang cepat kelihatan dari adanya ototoksik). Serial audiogram disarankan sebelum dan selama terapi dan ini akan memperlihatkan pasien-pasien dengan resiko tinggi (lihat diatas).
d. Jika diketahui adanya gangguan fungsi ginjal, vestibular atau gangguan pendengaran, maka dosis perlu disesuaikan atau penghentian pemberian obat.
e. Monitor kadar serum Amikasin kalau mungkin, untuk menghindari kadar puncak mencapai diatas 35 ug/ml.
f. Pada bayi Amikasin dipergunakan hanya jika tes kerentanan menunjukkan bahwa obat toksik lainnya tidak dapat dipergunakan atau sebaliknya merupakan kontra indikasi, dan jika bayi dapat diamati dengan teliti fakta-fakta dari ototoksisitasnya.
g. Pemberian yang bersamaan dengan obat-obat ototoksik lainnya atau obat-obat nefrotoksik baik pemakaian rutin atau secara topikal, harus dihindari karena berpotensi untuk efek adiksi seperti obat-obat yang termasuk golongan aminoglikosida lainnya (gentamicin, tobramicin, neomisin,
 treptomisin), cephaloridine, polimiksin B, colistin, asam etakrinik dan furosemid.
h. Pemakaian Amikasin bersamaan dengan diuretik kuat (asam etakrinik, furosemid, mannitol dan lain-lain), harus dihindari karena dapat menyebabkan dehidrasi dengan meningkatkan serum Amikasin dan kadar jaringan dan juga mempertinggi toksisitas aminoglikosida karena beberapa diuretik juga bersifat ototoksik.
2. Kemungkinan blokade neuromuskuler dan paralisis pernapasan harus diperhatikan jika pemberian Amikasin bersamaan dengan obat-obatan anestesi atau obat-obat penghambat neuromuskuler (seperti eter, halotan, suksinilkolin, dekametonium) atau pada penderita dengan gangguan neuromuskuler (seperti myasthenia gravis, parkinson). Jika penghambatan terjadi, jumlah garam kalsium akan menurun.
3. Alergi silang diantara golongan aminoglikosida akan terlihat.
4. Jika terjadi supra infeksi, berikan pengobatan yang tepat.
5. Keamanan pada wanita hamil belum dibuktikan, oleh karena itu Amikasin diberikan hanya pada wanita hamil jika sangat dibutuhkan.
6. Ibu menyusui tidak dianjurkan menyusui jika sedang mendapatkan pengobatan Amikasin.
7. Penurunan dosis perlu dilakukan jika terjadi kelainan fungsi ginjal seperti penurunan bersihan kreatinin, berat jenis urin, peningkatan BUN, kreatinin atau oliguria. Jika azotemia meningkat atau output urin menurun secara progresif, maka pengobatan harus dihentikan.

Efek samping:
1. Ototoksisitas, neurotoksisitas : Amikasin mempunyai toksisitas yang tinggi baik pada selaput dan vestibula dari saraf otak yang ke 8. Gejala-gejala dari efek toksik vestibula termasuk pusing dan vertigo. Gejala-gejala dari keracunan dengan gangguan pendengaran termasuk tinitus, suara gaduh pada telinga dan tuli. Penderita biasanya mempunyai pendengaran normal. Jika terjadi keracunan berat, “Meniere-like syndrome” dan ketulian total bisa terjadi.
2. Nefrotoksisitas dilaporkan terjadi peningkatan kreatinin serum albuminuria, adanya sel-sel darah merah atau sel-sel darah putih, azotemia, silinder dan oliguria. Perubahan fungsi ginjal bersifat reversibel jika pengobatan dihentikan.
3. Efek samping lainnya yang jarang terjadi yaitu skin rash, demam karena obat, sakit kepala, parestesia, tremor, mual dan muntah, eosinopilia, arthralgia, anemia, hipotensi.
4. Neurotoksisitas-Neuromuskular blokade : muskular paralisis akut dan apnea dapat terjadi pada pengobatan dengan aminoglikosida.
Hi dear.....

Tantangan kerjaan sudah  semakin serius nih....Berpikir ...berpikir..berpikir...

enakan kerja atau menjadi IRT, hihihi...??????...

Senin, 16 Desember 2013

Semangad hari senen...;)

Seneng juga dah ngasi kado natal buat ortu, secara dah muter2 mol suseh bener nyari ukuran buat bapakku..maklum badannya ukuran kudu paling gede...hehehehe..dengan senyum dan tawa mereka rasanya aq senang sekali...*hug*...
Senen harus tetap semangad...penantian yg sabar akan mendapatkan yang terbaik.:) 


Jumat, 13 Desember 2013

Ngantux...

Hi....the first time...
Hari ini aq super duper ngantuk mampus dech...parahhh...
Balik gawe, teng go!...then ke mol liat2 kado natal buat my lovely parents...

But ada yg ngasi kado natal buat aq nga yaaa?????....